KOMUNITAS PRAKTISI SMP NEGERI 5 BREBES
Oleh : Atik Siti Maryam, M.Pd, Kons
Kepala SMP Negeri 5 Brebes
Komunitas praktisi merupakan strategi pelengkap bagi pengembangan profesi yang berkelanjutan. Konsep Komunitas Praktisi sudah banyak diterapkan oleh berbagai profesi dan penting pula diterapkan oleh para aktor utama dalam pendidikan yaitu guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah. Istilah Komunitas Praktisi diperkenalkan oleh Etienne Wenger dalam bukunya Community of Practice. Ia mengatakan bahwa Komuni tas Prakt i s i adalah “Sekelompok individu yang memiliki semangat dan kegelisahan yang sama tentang praktik yang mereka lakukan dan ingin melakukannya dengan lebih baik dengan berinteraksi secara rutin” (Wenger, 2012). Praktik yang dimaksud bergantung pada konteks peran sehari-hari anggota komunitas praktisi. Praktik dalam Komunitas Praktisi Guru dapat berupa praktik mengajar dan interaksi dengan murid atau orang tua.
Komunitas praktisi memberikan wadah bagi para guru untuk belajar dan berpartisipasi dalam pengembangan diri mereka. Interaksi dan dialog antara anggota komunitas dapat berupa berbagi kekhawatiran, masalah, dan praktik baik untuk direfleksikan bersama-sama. Dengan begitu, anggota komunitas dapat saling dukung untuk mandiri dan berdaya memenuhi kebutuhan profesionalismenya. Maka, pent ing bagi semua anggota komuni tas untuk berkontribusi dan memanfaatkan semua aktivitas di dalam komunitas. Saat ini, pelatihan Guru selalu menjadi strategi utama untuk pengembangan profesional, padahal berbagai riset membuktikan bahwa pelatihan tidak cukup untuk memberikan perubahan pada praktik mengajar guru.
Pelatihan memiliki banyak keterbatasan untuk bisa kontekstual menyasar langsung kebutuhan guru. Saat pelatihan, Guru mendapat pengetahuan dan keterampilan baru yang dapat diimplementasikan di kelas, namun biasanya setelah penerapan, tantangan-tantangan baru terhadap praktik baru juga akan muncul dan tantangan tersebut belum pernah dibahas sebelumnya di kelas pelatihan. Komunitas Praktisi memberikan ruang bagi guru untuk mendiskusikan dan mencari solusi atas tantangan tersebut sehingga semangat guru untuk menerapkan hasil pelatihan tidak luntur.
Pada implementasi Kurikulum Merdeka, Komunitas Belajar mendukung guru, tenaga kependidikan dan pendidik lainnya untuk dapat mendiskusikan dan menyelesaikan berbagai masalah pembelajaran yang dihadapi saat implementasi Kurikulum Merdeka.
Dalam membangun sebuah Komunitas Belajar, terdapat beberapa tujuan utama yang harus diterapkan. Di antaranya seperti mengedukasi anggota komunitas dengan mengumpulkan dan berbagi informasi terkait pertanyaan dan masalah terkait praktik, memfasilitasi anggota komunitas untuk terus belajar, mendorong peningkatan kompetensi anggota lewat diskusi dan sharing, serta mengintegrasikan pembelajaran yang didapatkan melalui komunitas dalam pekerjaan sehari -hari.
Selain itu, adanya Komunitas Belajar juga berperan dalam pengimplementasian Kurikulum Merdeka. Beberapa peran Komunitas Belajar dalam implementasi Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut:
Memfasilitasi belajar bersama tentang Kurikulum Merdeka
Ada beberapa sumber belajar yang telah disediakan oleh Kemendikbudristek dalam mendukung satuan pendidikan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Komunitas Belajar ini dapat memfasilitasi para guru dan tenaga kependidikan dalam mempelajari Kurikulum Merdeka. Dengan belajar bersama, diharapkan anggota komunitas akan lebih mudah memahami materi-materi terkait Kurikulum Merdeka.
Memfasilitasi diskusi pemecahan masalah sekaligus berbagi praktik baik Kurikulum Merdeka
Sebuah Komunitas Belajar sangat tepat jika dimanfaatkan oleh anggotanya untuk berdiskusi dalam memecahkan masalah terkait Kurikulum Merdeka yang sedang dihadapi. Selain itu, para anggotanya juga bisa saling berbagi praktik baik pengimplementasian Kurikulum Merdeka yang telah mereka lakukan di sekolahnya.
Memfasilitasi kolaborasi pengembangan perangkat ajar berbasis Kurikulum Merdeka
Komunitas Belajar bisa memfasilitasi pengembangan perangkat ajar yang dapat digunakan dan disesuaikan untuk kepentingan pembelajaran seperti alur tujuan pembelajaran, modul ajar, modul projek, bahan ajar dan bahan asesmen. Dengan adanya kolaborasi, anggota komunitas belajar yang belum dapat mengembangkan perangkat ajar secara mandiri bisa lebih terbantu dan juga memperkaya produk-produk yang dihasilkan.
Memfasilitasi refleksi pembelajaran rekan sejawat
Implementasi Kurikulum Merdeka pada tahun pertama tentunya memberikan banyak pembelajaran bagi guru, pendidik, dan tenaga kependidikan. Refleksi dari implementasi tersebut sangatlah penting untuk mengevaluasi proses dari penerapan Kurikulum Merdeka. Refleksi ini akan memperkaya pengalaman belajar dari anggota Komunitas Belajar.
Komunitas Praktisi di SMP Negeri 5 Brebes dilaksanakan setiap hari Sabtu setelah jam pulang sekolah. Kegiatan komunitas Praktisi di SMP Negeri 5 Brebes dikenal dengan "Sanubari" yaitu Sabtu Sinau Bersama Kami.
Kegiatan Komunitas praktisi "Sanubari" dilaksaakan dalam 3 kategori kegiatan diantaranya sebagai berikut :
1. Kegiatan Kemerdekaan
Setiap guru diberi kesempatan untuk berbagi praktik baik/ gagal pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada murid dan sharing hasil pelatihan mandiri dalam PMM
2. Kegiatan Pengembangan
Guru
yang telah mengikuti Pelatihan / Workshop /MGMP/ Pendidikan CGP di luar sekolah diberi
kesempatan untuk mendesiminasikan keilmuan yang telah diperoleh pada rekan
sejawat di sekolah. selain itu juga dalam kegiatan pengembangan
sebagai wadah dalam merencanakan berbagai kegiatan pengembangan sekolah
sesuai dengan rapor pendidikan
3. Kegiatan Profesionalitas
Kegiatan
profesionalitas diselenggarakan dengan mengundang Narasumber dari luar sekolah
untuk meningkatkan kompetensi guru
Komentar
Posting Komentar