Rancangan Pelaksanaan Aksi Nyata penerapan budaya lokal di SMP Negeri 2 Brebes sesuai filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara

 


DESKRIPSI RANCANGAN PENERAPAN AKSI NYATA

“SEKOLAH BERBUDAYA LOKAL” SMP NEGERI 2 BREBES

 

A.    Latar Belakang

1.  Minimnya pemahaman murid terhadap budaya lokal yang berkembang di masyarakat

2.   Pembelajaran yang telah dilaksanakan lebih untuk memenuhi muatan kurikulum dan kurang mengembangkan nilia-nilai budaya lokal .

3.   Metode pembelajaran masih monoton sehingga kurang menyenangkan bagi murid

4. Implementasi budaya lokal untuk meningkatkan motivasi murid mengikuti pembelajaran dan upaya penanaman nilai-nilai dan peningkatan produk dan budaya lokal dalam pembelajaran 

 

B.     Tujuan

1.    Menanamkan nilai kebersamaan, perilaku hidup bersih dan sehat

2.    Menanamkan nilai gotong royong,  kerjasama dan ikhlas

3.    Menanamkan kreativitas dan tanggungjawab

4.    Meningkatkan religiusitas dan kedisiplinan

5.    Mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai budaya lokal yang berkembang di masyarakat dalam pembelajaran di kelas dan sekolah

 

C.      Pembagian Peran dan Tolak Ukur Keberhasilan

No

Nama CGP

Peran

Tolak Ukur Keberhasilan

 

1

Atik Siti Maryam, M.Pd, Kons

Mengembangkan tradisi Kerigan

Berkembangnya semangat kebersamaan. Perilaku hidup dan sehat serta gotong royong

2

Widya Ayu Marlianan, M.Pd, Kons

Mengembangkan tradisi sinoman

Mengembangkan semangat gotong royong, kerjasama, peduli dan keihlasan

3

Intan Nihayah, M.Pd

Melestarikan permainan tradisional

Mengembangkan rasa ingin tahu, tanggungjawab dan pantang menyerah dalam menyelesaikan masalah

 

4

Krisna Dewi Mustika Sari, M.Pd

mengembangkan kesenian tradisi budaya lokal brebesan

Mengembangkan semangat kebersamaan, kreativitas seni, kedisiplinan dan tanggung jawab

 

 

 

D.    Rincian Rancangan Aksi Nyata

Penerapan  Pendidikan sesuai pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan memasukkan Budaya lokal Kab. Brebes dalam pembelajaran di kelas dan di sekolah .

1.    Tradisi Kerigan

a.    Pengertian Tradisi Kerigan

Kerigan dalam bahasa Indonesia berarti kerja bakti bersama seluruh warga di suatu lingkungan, seperti RT, RW atau suatu pedukuhan, bahkan hingga satu desa. Kerigan ini dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Brebes setiap hari-hari tertentu atau setiap saat kalau dirasa perlu. Seperti kerigan untuk membersihkan saluran air dan sampah rumah tangga di lingkungan mereka masing-masing. Istilah kerigan ini saat ini sudah jarang digunakan, masyarakat dan pemerintah lebih sering menggunakan istilah kerja bakti, gerakan Jumat Bersih atau Minggu Bersih dan sebagainya.

Istilah kerigan ini mungkin perlu diingatkan kembali, agar masyarakat tidak kehilangan jati dirinya sebagai masyarakat yang berbudaya. Dengan istilah yang berasal dari bahasa lokal, bahasa Brebesan, maka semngat kegotongroyongan itu akan tetap terpelihara. Karena saat ini, ada indikasi budaya individualisme di tengah-tengah masyarakat mulai tumbuh. Hal ini yang harus diperhatikan pemerintah, maupun instansi dan lembaga terkait agar budaya ini tetap lestari dan berkembang. Antara lain dengan terus mengadakan kerigan atau gotong royong secara rutin setiap pekan sekali, baik melalui gerakan Jumat Bersih atau pun Minggu Sehat.

b.      Bentuk-Bentuk Kerigan

1)        Kerigan kerja bakti lingkungan RT (Minggu bersih)

2)        Kerigan kerja bakti musholah (Jumat bersih)

3)        Kerigan kerja bakti lapangan desa

4)        Kerigan kebersihan jalan desa (Mbedogi gili)

c.    Nilai-nilai yang terdapat dalam tradisi kerigan

1)      Makna Spiritual

Masyarakat Brebes mempunyai pandangan bahwa melaksanakan kerigan dapat mendekatkan diri pada agama. Karena di dalamnya terdapat kebersihan atau kesucian untuk senantiasa beribadah kepada Tuhan YME, sekaligus menyambung silaturahmi atau persaudaraan dan itu sangat hal yang disenangi oleh Tuhan YME.

2)      Kerjasama dan gotong royong

Nilai kerjasama dan gotong royong dapat diamati dalam praktik kerigan itu sendiri, dimana setiap anggota masyarakat saling membantu dan bekerjasama, tanpa melihat status seseorang, agama dan ras. Dengan demikian, suatu pekerjaan dan kegiatan yang awalnya berat bisa menjadi ringan karena dikerjakan bersama dan bergotong royong.

3)      Nilai sosial dan kerukunan

Tradisi kerigan dijadikan sebagai media mempertemukan antar anggota masyarakat. Ditinjau dari segi sosial, masyarakat Brebes meyakini bahwa kerigan mampu menjadi perekat social dan meredam dan menghilangkan konflik yang ada karena larut dalam kebersamaan dan kegembiraan suasana kerigan. Kerigan dapat mempertemukan masyarakat tanpa melihat status sosial dan mempertemukan mereka dalam satu kepentingan. Tidak ada perbedaan antara yang kaya dan miskin

4)      Budaya bersih dan sehat

Tradisi kerigan yang dilaksanakan secara bergotong royong di masyarakat mengembangkan kebiasaan hidup bersih dan sehat. Setiap anggota masyarakat saling menjaga kebersihan diri dan lingkungan sehingga sehat dan bebas dari penyakit

d.      Harapan dari Penerapan tradisi kerigan dalam pembelajaran di kelas dan sekolah

Sesuai dengan dengan salah satu asas pancadarma taman siswa Ki Hadjar Dewantara yaitu Kebuday aan, dengan memasukkan tradisi Kerigan bisa menjadikan sekolah sebagai pemeliharan budaya lokal. Harapan dari Penerapan tradisi kerigan dalam pembelajaran/ layanan BKdi kelas dan sekolah, yaitu :

1)      Memperkuat jalinan silaturahmi dan persaudaraan antar warga sekolah

2)      Menjadi wadah pemelihara tradisi Kerigan sebagai kearifan budaya lokal Kabupaten Brebes

3)      Menguatkan nilai spritual, gotong royong, kerukunanan, kebersihan dan kesehatan warga sekolah dan masyarakat pada umumnya

4)      Wadah diskusi yang penuh rasa gotong royong dalam mengembangkan pola hidup sbersih dan sehat  di sekolah, pendidikan dan masyarakat.

5)      Memberi ketrampilan hidup untuk peserta didik dalam menyesuaikan tuntutan abad XXI

6)      Menghasilkan produk kearifan lokal kerigan yang kreatif.

e.    Rincian Materi Pembelajaran Kerigan di kelas dan Sekolah

1)  Materi awal tentang Kerigan

2)  Pembelajaran Nilai Budi Pekerti, teori dan praktek

a)      Rapat sumbang saran rencana kegiatan kerigan

·         Sopan santun dalam menyampaikan pendapat

·         Sopan santun berinteraksi dengan masyarakat yang hadir

·         Kerigan menyiapkan hidangan rapat

b)      Praktik tradisi kerigan

·         Kebersamaan dalam berbagi tugas kebersihan

·         Semangat dalam mengerjakan kebersihan

·         Ketuntasan dalam mengerjakan kebersihan

·         Kerapian dalam mengerjakan kebersihan

c)      Tugas kelompok membuat video “Implementasi tradisi Kerigan dalam lingkungan masyarakat”

d)     Pembelajaran ketrampilan hidup

·         Ketrampilan hidup Non produk

Ø  Ketrampilan merapikan dan membersihkan ruangan kelas, rumah dan lingkungan lainnya

Ø  Ketrampilan membersihkan barang-barang yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari

Ø  Ketrampilan pola hidup sehat dalam era ”new normal” di kehidupan sehari-hari

Ø  Keterampilan kreativitas dalam IT sesuai dengan kecakapan Abad XXI

·         Ketrampilan hidup menghasilkan produk

Ø  Alat-alat kebersihan dari bahan tradisional

Ø  Sarapan bersih dan sehat

Ø  Video Pelestarian tradisi kerigan sesuai dengan tuntutan jaman kecakapan Abad XXI

2.    Tradisi Sinoman

a.       Pengertian Tradisi Sinoman

Sinoman merupakan salah satu bentuk gotong royong yang hingga kini masih menjadi budaya masyarakat Brebes.Dalam Bahasa Indonesia, sinoman berarti membantu orang yang sedang punya hajat baik hajatan pengantenan ataupun sunatan.

Budaya Sinoman ini umumnya dilakukan oleh wargga yang masih memiliki unsur kekerabatan, namun tidak menutup kemungkinan juga dilakukan oleh tetangga terdekat. Sinoman dilakukan biasanya saat pemilik hajatan membuat kue ataupun makanan, berkat atau yang lainnya. Mereka yang sinoman itu biasanya datang sendiri dan tidak dibayar, sebagai upah atau penghargaan yang dilakukan itu biasanya pemilik hajat akan memberikan kue atau makanan yang dibuat bersama-sama tersebut.

Budaya sinoman saat ini masih subur dimasyarakat pedesaan khususnya dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan. Sementara dimasyarakat perkotaan budaya sinoman sudah mulai berkurang. Makan Istilah sinoman ini mungkin perlu diingatkan kembali, agar masyarakat tidak kehilangan jati dirinya sebagai masyarakat yang berbudaya. Dengan istilah yang berasal dari bahasa lokal, bahasa Brebesan, maka semngat kegotongroyongan itu akan tetap terpelihara. Karena saat ini, ada indikasi budaya individualisme di tengah-tengah masyarakat mulai tumbuh.Hal ini yang harus diperhatikan pemerintah, maupun instansi dan lembaga terkait agar budaya ini tetap lestari dan berkembang. Antara lain dengan terus mengadakan sinoman atau gotong royong.

b.      Bentuk-Bentuk Sinoman

1)      Hajatan Mantenan

2)      Hajatan Ngunduh Manten

3)      Hajatan Sunatan

c.    Nilai-nilai yang terdapat dalam tradisi Sinoman

1)      Makna Spiritual

Masyarakat Brebes mempunyai pandangan bahwa melaksanakan sinoman dapat mendekatkan diri pada agama.Karena di dalamnya terdapat kebersihan atau kesucian untuk senantiasa beribadah kepada Tuhan YME, sekaligus menyambung silaturahmi atau persaudaraan dan itu sangat hal yang disenangi oleh Tuhan YME.

2)      Kerjasama dan gotong royong

Nilai kerjasama dan gotong royong dapat diamati dalam praktik sinoman itu sendiri, dimana setiap anggota masyarakat saling membantu dan bekerjasama, tanpa melihat status seseorang, agama dan ras.Dengan demikian, suatu pekerjaan dan kegiatan yang awalnya berat bisa menjadi ringan karena dikerjakan bersama dan bergotong royong.

3)      Nilai sosial dan kerukunan

Tradisi sinoman dijadikan sebagai media mempertemukan antar anggota masyarakat.Ditinjau dari segi sosial, masyarakat Brebes meyakini bahwa sinoman mampu menjadi perekat social dan meredam dan menghilangkan konflik yang ada karena larut dalam kebersamaan dan kegembiraan suasana sinoman.Sinoman dapat mempertemukan masyarakat tanpa melihat status sosial dan mempertemukan mereka dalam satu kepentingan. Tidak ada perbedaan antara yang kaya dan miskin

4)      Nilai Sukarela dan Keikhlasan

Sinoman merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela, gratis dan tanpa bayaran dulakukan dengan penuh rasa senang dan keikhlasan.

d.      Harapan dari Penerapan tradisi sinoman dalam pembelajaran di kelas dan sekolah

Sesuai dengan dengan salah satu asas pancadarma taman siswa Ki Hadjar Dewantara yaitu Kebuday aan, dengan memasukkan tradisi Sinoman bisa menjadikan sekolah sebagai pemeliharan budaya lokal. Harapan dari Penerapan tradisi Sinoman dalam pembelajaran/ layanan BK di kelas dan sekolah, yaitu :

1)        Memperkuat jalinan silaturahmi dan persaudaraan antar warga sekolah

2)        Menjadi wadah pemelihara tradisi Sinoman sebagai kearifan budaya lokal Kabupaten Brebes

3)        Menguatkan nilai spritual, gotong royong, kerukunanan warga sekolah dan masyarakat pada umumnya

4)        Wadah diskusi yang penuh rasa kekeluargaan dalam memajukan sekolah, pendidikan dan masyarakat yang sehat dan bersih.

5)        Memberi ketrampilan hidup untuk peserta didik dalam menyesuaikan tuntutan revolusi Industri 4.0

6)        Menghasilkan produk kearifan lokal sinoman yang kreatif.

e.    Rincian Materi Pembelajaran Sinoman di kelas dan Sekolah

1)        Materi awal tentang Sinoman (budaya 5 S)

2)        Pembelajaran Nilai Budi Pekerti, teori dan praktek

·         Rapat sumbang saran rencana sinoman

Ø  Sopan santun dalam menyampaikan pendapat

Ø  Sopan santun berinteraksi dengan masyarakat yang hadir

Ø  Sinoman menyiapkan hidangan rapat

·         Praktik tradisi sinoman

Ø  Kebersamaan dalam berbagi tugas kebersihan

Ø  Semangat dalam mengerjakan kebersihan

Ø  Ketuntasan dalam mengerjakan kebersihan

Ø  Kerapian dalam mengerjakan kebersihan

3)        Tugas kelompok membuat video “Implementasi tradisi Sinoman dalam lingkungan masyarakat”

4)        Pembelajaran ketrampilan hidup

·         Ketrampilan hidup Non produk

Ø Ketrampilan merapikan ruangan kelas, rumah dan lingkungan lainnya

Ø Ketrampilan ramah tamah dalam menyambut tamu dan dalam kehidupan sehari-hari

Ø Ketrampilan pola hidup 5 Senyum salam, sapa, sopan dan santun dalam kehidupan sehari-hari

Ø Keterampilan kreativitas dalam IT sesuai dengan kecakapan tuntutan revolusi Industri 4.0

·         Ketrampilan hidup menghasilkan produk

Ø Membuat Makan Tradisional

Ø Menyajikan makanan

Ø Video Pelestarian tradisi sinoman sesuai dengan tuntutan revolusi Industri 4.0

3.    Permainan Tradisonal

a.       Pengertian Permainan Tradisional

Permainan merupakan bagian dari tingkah laku manusia, yang juga merupakan bagian kebudayaan. Kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang didalamnya termasuk ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan manusia sebagai anggota masyarakat. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa permainan merupakan warisan nenek moyang kita, warisan dari para leluhur kita, sehingga dengan melestarikan permainan, juga melestarikan sebagian kebudayaan nenek moyang kita. Namun pewarisan itu sendiri selalu mengalami perubahan sesuai dengan perubahan zaman dan perkembangan kebudayaan.

Berangkat dari pentingnya pendidikan moral bagi anak-anak, warisan budaya adalah merupakan suatu media yang tepat untuk memberikan informasi dan pendidikan tentang nilai-nilai hidup yang berkualitas. Maka dari itu perlu dicermati yaitu mengenai eksistensi permainan tradisional anak-anak yang dulunya sangat digemari. Permainan tradisional mengandung beberapa nilai yang dapat ditanamkan.

b.      Bentuk Permainan Tradisional

Permainan tradisional yang ada di kabupaten Brebes diantaranya adalah engklek, congklak, gobag sodor, bentengan, petak umpet, egrang dan bentik .

c.       Nilai-nilai yang terdapat dalam Permainan Tradisional

1)   Berbagi

Permainan tradisional mengajarkan untuk berbagi kepada sesama teman, karena permainan menuntut siswa untuk berinteraksi secara langsung dengan lawan.

2)      Sportif

Masing-masing pemain harus dapat bersikap sportif pada setiap permainan yang dilaksanakan dan harus dapat menerima jika dia kalah.

3)      Tanggungjawab dan tidak mudah putus asa

Setiap pemain harus menyelesaikan setiap permainan dari awal sampai akhir , tidak boleh berhenti di tengah permainan.

4)       Kreatif

Masing-masing pemain akan berpikir kreatif terhadap hal-hal yang ada di sekelilingnya sehingga diharapkan kelak anak-anak tersebut menjadi manusia dewasa yang kreatif.

d.      Bentuk Permainan Tradisional

Berbagai permainan tradisional yang ada dalam budaya lokal masyarakat Brebes seperti contoh Gobag Sodor, Engklek, Bentengan, Congklak, Egrang dan lainnya.

e.       Harapan dari penerapan permainan tradisional dalam pembelajaran di kelas

Penerapan permainan tradisional dalam pembelajaran di kelas, khususnya pembelajaran matematika  diharapkan :

1)      Menghilangkan anggapan bahwa pelajaran matematika itu sulit dan mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar matematka sehingga timbul suasana pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan

2)      Mengurangi kecemasan siswa ketika belajar matematika sehingga meningkatkan minat siswa untuk lebih senang dengan pelajaran matematika

3)      Menumbuhkan sikap positif terhadap pelajaran matematika

4)      Melatih ketrampilan yang  diperlukan dalam upaya menciptakan situasi belajar yang kondusif

5)      Memberikan stimulus kepada siswa untuk berpikir kritis, kreatif, kolaborasi dan komunikasi seperti kompetensi yang dibutuhkan di abad XXI.

f.       Rincian materi pembelajaran matematika yang diterapkan dalam permainan tradisional

1) Materi pembelajaran : Operasi hitung bilangan bulat

2) Jenis permainan tradisional : engklek dan congklak

3) Deskripsi pembelajaran :

a)      pembagian kelompok

b)      pembagian tugas di masing-masing kelompok

c)       melaksanakan permainan sesuai ketentuan

d)     tugas membuat video penerapan permainan tradisional dalam pembelajaran matematika materi operasi hitung bilangan bulat

4.  Kesenian tradisi budaya lokal brebesan

a.         Pengertian Kesenian Tradisi

Kesenian tradisi adalah sebuah unsur seni yang menjadi bagian hidup pada masyarakat, kaum, atau suku tertentu di suatu daerah. Selain ini kesenian tradisi dapat di sama artikan dengan sebuah karya yang meiliki nilai estetika dan keteguhan terhadap tradisi. Hampir disetiap daerah di Indonesia memiliki kesenian tradisi yang berbeda-beda. Di setiap daerah keseniannya akan terpengaruh oleh keadaan alam seperti Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia. Kesenian tradisi Brebesan adalah sebuah karya yang memiliki nilai estetika dan keteguhan tradisi yang menjadi bagian hidup pada masyarakat di kabupaten  Brebes.

b.      Ciri-ciri Kesenian Tradisi

Kesenian tradisi memiliki ciri-ciri yang berbeda disesuaikan dengan bentuk kesenian, fungsi kesenian dan waktu penciptaan dari kesenian tradisi. Ciri-ciri Kesenian tradisi Brebesan antara lain:

1)      Kesenian tradisi Brebesan berkembang di masyarakat Kabupaten Brebes dan sekitarnya

2)      Kesenian tradisi Brebesan merupakan cerminan dari budaya yang bersesuaian dengan dinamika masyarakat Brebes

3)      Kesenian tradisi Brebesan tercipta dari filosofi yang ada pada kebudayaan daerah Brebes

4)      Kesenian tradisi Brebesan menjadi bagian dari masyarakat yang menjadi pembeda dengan kesenian tradisi di daerah lain.

c.       Bentuk-bentuk Kesenian Tradisi Brebesan

Kabupaten Brebes salah satu daerah yang memiliki banyak ragam kesenian tradisi. Bentuk kesenian tradisi Brebesan dapat dibedakan menjadi dua. yaitu:

1)      Kesenian Primitif

Kesenian primitif adalah kesenian yang lahir dari bentuk kebudayaan awal. Kehidupan masyarakat pada saat itu masih sangat sederhana tetapi mempunyai nilai-nilai tinggi sebagai ungkapan ekspresi mereka. Contoh dari kesenian primitif Brebesan adalah Upacara Tradisi Ngasa.

2)      Kesenian Klasik

Kesenian klasik adalah seni yang sudah mengalami perkembangan dan mengalami  penyempurnaan karena adanya pengaruh dari luar. Contoh dari kesenian klasik adalah Buroq, Srakalan, Cowongan, Sintren, seni pembuatan batik

d.      Nilai-nilai yang terdapat dalam Kesenian Tradisi Brebesan

Kesenian tradisi Brebesan yang bermacam-macam tentu saja mempunyai beberapa nilai-nilai yang dapat kita ambil sebagai penanaman budi pekerti terutama tugas pendidik dalam mendidik dan mengajar siswa. Nilai-nilai yang terdapat dalam tradisi daerah Brebesan antara lain:

1)      Nilai Spiritual

Masyarakat Brebes mempunyai pandangan bahwa kesenian tradisi merupakan wujud kepercayaan kita terhadap sang pencipta yaitu Tuhan YME. Kesenian tradisi digunakan sebagai media dalam mendekatkan diri kepada Tuhan karena di dalamnya terdapat seremonial ungkapan rasa syukur kepada Tuhan YME atas suatu nikmat yang besar dan pelaksanaan menyambung silaturahmi atau persaudaraan. Contoh upacara adat Ngasa di desa Ciseuruh Kabupaten Brebes dan kesenian Buroq.

2)      Nilai Gotong Royong

Nilai gotong royong hampir ada disetiap kesenian tradisi Brebesan. Hal ini dapat diamati dari penyajian kesenian yang setiap anggota, atau seluruh masyarakat saling membantu dalam menyiapkan dan menyajikan kesenian tradisi Brebesan. Contoh kesenian tradisi Upacara Adat Ngasa, Buroq, Cowongan, Srakalan, dan Sintren.

3)      Nilai Kreativitas

Beberapa kesenian tradisi Brebesan adalah kesenian yang merupakan hasil akulturasi Budaya dengan daerah sekitar. Ada beberapa perubahan dan pengembangan dari kesenian sehingga kesenian tradisi mempunyai nilai kreativitas. Contoh kesenian tradisi Brebesan yang mempunyai nilai kreativitas adalah Sintren, Buroq dan batik.

4)      Nilai Kedisiplinan

Nilai kedisiplinan juga ada dalam kesenian tradisi Brebesan. Hal itu dapat dilihat dari proses perencanaan dan pelaksanaan penyajian dari kesenian missal proses menentukan waktu penyajian, hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam penyajian kesenian (persyartan, pantangan, ataupun kewajiban), susunan acara atau penyajian, persyaratan pelaku seni dari kesenian Tradisi Brebesan dan lain-lain. Contoh Sintren, Upacara Tradisi Ngasa, Srakalan

5)      Nilai Tanggung Jawab

Nilai tanggung jawab dalam kesenian tradisi Brebesan dapat dilihat dari tugas yang dibebankan kepada masyarakat atau anggota dari pelaku kesenian. Dalam kesenian tradisi Brebesan ada pembagian tugas yang harus dilaksanakan demi kelancaran dari penyajian kesenian tradisi Brebesan. Contoh dari kesenian tradisi Brebesan antara lain Sintren, Ngasa, Buroq,Cowongan dan batik.

e.       Harapan dari Penerapan Kesenian Tradisi Brebesan dalam pembelajaran di kelas dan sekolah

Sesuai dengan dengan salah satu asas pancadarma taman siswa Ki Hadjar Dewantara yaitu Kebudayaan, dengan memasukan kesenian tradisi Brebesan dapat menjadikan sekolah sebagai pemeliharan budaya lokal. Harapan dari penerapan kesenian Tradisi Brebesan dalam pembelajaran di kelas dan sekolah, yaitu :

1)            Memperkuat jalinan silaturahmi dan persaudaraan antar warga sekolah

2)            Menjadi wadah pemelihara kesenian tradisi Brebesan sebagai kearifan budaya lokal Kabupaten Brebes

3)            Menguatkan tertanamnya nilai spritual, gotong royong, kreativitas, kedisiplinan dan tanggung jawab masyarakat pada umumnya

4)            Wadah diskusi yang penuh rasa kekeluargaan dalam memajukan sekolah, pendidikan masyarakat yang arif dan bijaksana

5)            Memberikan keterampilan hidup untuk peserta didik disesuaikan dengan tuntutan abad XXI

6)            Menghasilkan produk kearifan lokal yang kreatif.

 

f.       Rincian Materi Pembelajaran Keseian Tradisi Brebesan di kelas dan Sekolah

1)      Materi Awal tentang Kesenian Tradisi Brebesan ( Upacara adat Ngasa, Srakalan, Buroq, dan Cowongan)

2)      Pembelajaran nilai budi pekerti dari teori dan praktek

a)      Pemilihan kesenian tradisi Brebesan yang akan diangkat topiknya

b)      Perencanaan  kegiatan kesenian tradisi Brebesan yang dilakukan dengan rapat koordinasi atau pembagian tugas

c)      Sopan santun dalam menyampaikan pendapat

d)     Sopan santun berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik

3)      Praktik Kesenian Tradisi Brebesan

a)      Kebersamaan dalam perencanaan penyajian dan pembagian tugas

b)      Semangat dalam mengerjakan tugas

c)      Ketuntasan dalam mengerjakan tugas

d)     Kerapian dalam mengerjakan tugas

4)      Tugas kelompok membuat video “Implementasi kesenian tradisi Brebesan dalam lingkungan masyarakat”

a)    Pembelajaran ketrampilan hidup

·         Keterampilan hidup Non produk

Ø   Keterampilan memilih kesenian tradisi Brebesan disesuaikan dengan minat masing-masing

Ø   Keterampilan merencanakan sebuah penyajian karya kesenian tradisi Brebes

Ø   Keterampilan melaksanakan penyajian karya dari kesenian tradisi Brebesan sesuai dengan susunan acara yang menjadi aturan dalam penyajian karya

Ø   Keterampilan pola hidup yang bernilai tinggi dalam kehidupan sehari-hari

Ø   Keterampilan kreativitas dalam IT sesuai dengan kecakapan Abad XXI

b)      Keterampilan hidup menghasilkan produk

·         Hasil karya seni disesuaikan dengan minat, bakat dan potensinya.

·         Pagelaran Karya Seni

·         Video Pelestarian tradisi kerigan sesuai dengan tuntutan jaman kecakapan Abad XXI

 

E.     Rancangan Pelaksanaan Aksi Nyata penerapan budaya lokal  di SMP Negeri 2 Brebes

Materi pembelajaran penerapan tradisi budaya lokal di SMP Negeri 2 Brebes akan disesuiakan dengan kondisi peserta didik tingkat SMP.

                  1)          Jadwal Pelaksanaan :

a)      Rancangan Aksi Nyata penerapan tradisi budaya lokal  dalam pembelajar di SMP Negeri 2 Brebes akan dilaksanakan mulai bulan November 2020. Jadwal Pelaksanaan adalah setiap jadwal pelajaran di kelas dan  minggu ke 4 pada hari Jumat.

b)      Minggu ke 1 Pembahasan program Implementasi budaya lokal sebagai upaya penanaman nilai-nilai di dalam kelas dengan melibatkan semua pihak yang terkait, dan kepala sekolah. (Semua CGP terlibat: B. Widya :moderator). B.Atik (presenter), B. Intan (penjawab) & B. Krisna (notulen), pembentukan Tim dan pengumpulan ide-ide dari berbagai sumber lokal, terutama dari murid (semua CGP)

c)      Minggu ke 2 Pelaksanaan ujicoba dalam skala kecil/satu kelas  dan Analisa kegiatan dan perbaikan pelaksanaan program implementasi budaya lokal dan penanaman nilai-nilai di dalam kelas (semua (semua CGP)

d)     Minggu ke 3 pelaksanaan kegiatan implementasi budaya lokal dalam pembelajaran

e)      Minggu ke 4, dan setiap 2 bulan sekali pelaksanaan Implementasi budaya lokal dalam kegiatan sekolah

f)       Kegiatan puncak penerapan  budaya lokal dalam pembelajaran di SMP Negeri 2 Brebes 02 adalah Bazar budaya lokal yang akan dilaksakan pada tengah semester dan akhir semester atau setiap tiga bulan sekali. Dalam kegiatan Bazar budaya lokal

·         Pemeran hasil produk budaya lokal

·         Unjuk ketrampilan budi pekerti budaya lokal

·          Penampilan tradisi budaya lokal lainya

·         Saresehan warga sekolah

             2)              Rencana Pelaksanaan aksi nyata di masa pandemi covid 19, dengan menyesuaikan protokol kesehatan.

a)      Penyampaian materi teori dilaksanakan secara daring atau luring terbatas.

b)      Pembuatan produk dilaksanakan secara kelompok kecil di rumah masing-masing

c)      Pembuatan video implementasi budaya lokal dalam kehidupan sehari-hari

             3)              Rencana Pemasaran Produk

Rencana produk hasil budaya lokal SMP Negeri 2 Brebes adalah menghasilkan produk jajanan tradisional, makanan sehat, alat kebersihan dari bahan tradisonal, alat permainan yang kreatif, dan edukatif. Setelah melalui uji kualitas pada bazar, produk yang banyak diminati dikemas dan dipasarkan.

        4)                   Sasaran pemasaran :

Sasaran pemasaran produk hasil budaya lokal pada warga sekolah SMP Negeri 2 Brebes  diantaranya peserta didik, guru, dan seluruh steakholder lainnya serta masyarakat sekitar rumah dan lingkungan peserta didik

F.     Rancangan Aksi ini bersifat dinamis, akan terus mengalami perbaikan.

 

 

SALAM DAN BAHAGIA.


Komentar

Posting Komentar