KONEKSI MATERI MODUL 2.1 PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI SELARAS DENGAN FILOSOFI KI HAJAR DEWANTARA

 

KONEKSI MATERI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI SELARAS DENGAN FILOSOFI KI HAJAR DEWANTARA

 


A.    Pembelajaran berdiferensiasi dan implementasi yang dilakukan di kelas. 

Pembelajaran berdiferensiasi pada hakikatnya pembelajaran yang memandang bahwa siswa itu berbeda dan dinamis Pembelajaran berdiferensiasi  bukanlah hal yang baru dalam dunia pendidikan. Kepedulian pada siswa dalam memperhatikan kekuatan dan kebutuhan siswa menjadi focus perhatian dalam Pembelajaran berdiferensiasi. Profil Pembelajaran berdiferensiasi pada hakikatnya pembelajaran yang memandang bahwa siswa itu berbeda dan dinamis. Karena itu, sekolah harus memiliki perencanaan tentang pemberajaran berdiferensiasi, antara lain: 1) Mengkaji kurikulum saat ini yang sesuai dengan kekuatan dan kelemahan siswa. 2) Merancang perencanaan dan strategi sekolah yang sesuai dengan kurikulum dan metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa. 3) Menjelaskan bentuk dukungan guru dalam memenuhi kebutuhan siswa. 4) Mengkaji dan menilai pencapaian rencana sekolah secara berkala yang mengakomodir kebutuhan belajar siswa.

Implementasi pembelajaran berdiferensiasi di kelas mengharuskan pendidik mencurahkan perhatian dan memberikan tindakan untuk memenuhi kebutuhan khusus siswa. Pembelajaran berdiferensiasi  memungkinkan guru melihat pembelajaran dari berbagai perspektif. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan proses siklus mencari tahu tentang siswa dan merespons belajarnya berdasarkan perbedaan. Ketika guru terus belajar tentang keberagaman siswanya, maka pembelajaran yang profesional, efesien, dan efektif akan terwujud.

Pembelajaran Berdiferensiasi dilakukan dengan beragam cara untuk memahami informasi baru bagi semua murid dalam komunitas ruang kelasnya yang beraneka ragam, termasuk cara untuk: mendapatkan konten; mengolah, membangun, atau menalar gagasan; dan mengembangkan produk pembelajaran dan ukuran evaluasi sehingga semua murid di dalam suatu ruang kelas yang memiliki latar belakang kemampuan beragam bisa belajar dengan efektif. Selain itu juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya

Strategi Pembelajaran berdiferensiasi ada 3 yaitu 

1.      Diferensiasi Konten

Berhubungan dengan apa yang diajarkan pada murid dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar murid baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat murid dan aspek profil belajar murid atau kombinasi dari ketiganya.

2.      Diferensiasi Proses

Dalam kegiatan ini guru  perlu memahami apakah murid akan belajar secara berkelompok atau mandiri, menetapkan jumlah bantuan yang akan diberikan pada murid-murid, siapa sajakah murid yang membutuhkan bantuan dan siapa sajakah murid yang membutuhkan pertanyaan pemandu yang selanjutnya dapat belajar secara mandiri. Semua hal tersebut harus dipertimbangkan dalam scenario pembelajaran yang akan dirancang. Cara diferensiasi proses diantaranya

  • Kegiatan berjenjang dimana semua murid bekerja membangun pemahaman yang sama tetapi dilakukan dengan dukungan, tantangan dan kompleksitas yang berbeda
  • Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan melalui sudut-sudut minat dengan demikian akan mendorong murid mengeksplorasi berbagai materi yang dipelajari
  • Membuat agenda individual untuk murid, misalnya  guru membuat daftar tugas berisi pekerjaan umum untuk semua kelas serta daftar pekerjaan yang terkait dengan kebutuhan individual murid. Jika murid telah selesai mengerjakan pekerjaan umum maka mereka dapat selesai melihat agenda individual dan pekerjaan yang dibuat khusus untuk mereka
  • Memfasilitasi lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas. Dalam hal ini untuk memberikan dukungan bagi murid yang mengalami kesulitan atau sebaliknya mendorong murid yang cepat untuk mengejar topic secara lebih mendalam
  • Mengembangkan kegiatan yang bervariasi yang mengakomodasi gaya belajar visual, auditori dan kinestetik
  • Menggunakan pengelompokan yang fleksibelyang sesuai dengan kesiapan, kemampuan dan minat murid.

3.    Diferensiasi Produk

Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukan pada guru. Produk adalah sesuatu yang ada wujudnya bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya. Yang paling penting produk ini harus mencerminkan pemahaman murid yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Cara mendiferensiasi produk dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan mempertimbangkan kebutuhan belajar murid terlebih dahulu sebelum memberikan penugasan produk. Penugasan produk harus membantu murid secara individual atau kelompok, menentukan kembali atau memperluas apa yang mereka pelajari selama periode waktu tertentu (satu semester atau satu tahun). Produk sangat penting karena mewakili pemahaman dan aplikasi dalam bentuk yang luas, produk juga merupakan elemen kurikulum yang langsung dapat dimiliki oleh murid.

Diferensiasi produk meliputi dua hal :

  •  Memberikan tantangan atau keragaman
  • Memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.

B.    Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal.

Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan  pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu. Keberagaman dari setiap individu murid harus selalu diperhatikan, karena setiap peserta didik tumbuh di lingkungan dan budaya yang berbeda sesuai dengan kondisi geografis tempat tinggal mereka. Pembelajaran dilakukan dengan beragam cara untuk memahami informasi baru bagi semua murid dalam komunitas ruang kelasnya yang beraneka ragam, termasuk cara untuk: mendapatkan konten; mengolah, membangun, atau menalar gagasan; dan mengembangkan produk pembelajaran dan ukuran evaluasi sehingga semua murid di dalam suatu ruang kelas yang memiliki latar belakang kemampuan beragam bisa belajar dengan efektif. Selain itu juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya

Memetakan Kebutuhan Belajar Murid Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan Kesiapan belajar (readiness) murid, Minat murid dan Profil belajar murid.

1.      Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut. Kesiapan belajar murid bukanlah tentang tingkat intelektualitas (IQ). Hal ini lebih kepada informasi tentang apakah pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan. Adapun tujuan melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya (Joseph, Thomas, Simonette & Ramsook, 2013).

2.      Minat merupakan salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran. murid yang berbeda akan menunjukkan minat pada topik yang berbeda. Gagasan untuk membedakan melalui minat adalah untuk "menghubungkan" murid pada pelajaran untuk menjaga minat mereka. Dengan menjaga minat murid tetap tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja murid dalam hal ini salah satu contohnya setiap murid memiliki gaya belajar yang berbeda. Tomlinson (2001) menjelaskan bahwa mempertimbangkan minat murid dalam merancang pembelajaran memiliki tujuan diantaranya: membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan keinginan mereka sendiri untuk belajar; menunjukkan keterhubungan antara semua pembelajaran; menggunakan keterampilan atau ide yang familiar bagi murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang familiar atau baru bagi mereka, dan; meningkatkan motivasi murid untuk belajar.

3.    Pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien dengan demikian guru perlu memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka, Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor, seperti: bahasa, budaya, kesehatan, keadaan keluarga, dan kekhususan lainnya. Selain itu juga akan berhubungan dengan gaya belajar seseorang. Menurut Tomlinson (dalam Hockett, 2018) profil belajar murid ini merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dll.

Tujuan dari pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien. Namun demikian, sebagai guru, kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung memilih gaya belajar yang sesuai dengan gaya belajar kita sendiri. Padahal kita tahu setiap anak memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar guru dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka. 


C.    Pembelajaran Berdiferensiasi Koneksi  dengan Materi Sebelumnya

1.      Selaras Dengan  Filosofi Ki Hajar Dewantara

Dalam filosofu Ki Hajar Dewantara bahwa murid itu unik sesuai dengan kodratnya, murid memiliki nilai dan sifat yang beragam  dan dalam hal ini sesuai dengan pembelajaran  berdiferensiasi bahwa keunikan dan keragaman murid merupakan kebutuhan murid yang harus direspon dan dipenuhi oleh guruPendidikan juga harus sesuai dengan kodrat alam dan kodrat jaman, guru dalam pembelajaran berdiferensiasi mengupayakan mengakomodir kebutuhan siswa yang berkembang dalam jaman yang semakin maju maka harus kreatif dan inovatif dalam menyediakan sumber belajar murid maupun minat murid sesuai dengan gaya belajarnya dan perkembangan jaman yang ada.

2.      Keterkaitan dalam Inquiri Apresiatif melalui proses BAGJA

Tujuan dan strategi  pembelajaran berdiferensiasi disusun berdasarkan kebutuhan belajar siswa yang mana di dalamnya ada kekuatan dan kelemahan murid serta adanya kolaborasi dengan berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan yang mendukung proses pembelajaran, dalam hal ini  dapat dilakukan melalui proses Inquiri Apresiatif yaitu Proses BAGJA.

3.      Budaya positif

      Kegiatan pembelajaran berdiferensiasi sangat menghargai perbedaan dan keunikan setiap murid, dengan demikian ada proses pembiasaan dan keteladanan untuk menghargai perbedaan dan keragaman yang ada, sehingga secara tidak langsung dapat mengembangkan budaya positif dalam pembelajaran berdiferensiasi.

Komentar