Demontrasi Kontekstual Modul 3.1 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran
AKSI NYATA MODUL 3.1
PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMIMPIN PEMBELAJARAN
OLEH : ATIK SITI MARYAM - CGP KAB. BREBES
PERISTIWA (FACTS)
A. Latar Belakang
Dalam pengertian yang
sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak
didik. Guru secara formal adalah pendidik yang berada di lingkungan sekolah
yang mempunyai tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini (PAUD)
dalam jalur pendidikan formal, pendidikan dasar (SD), dan pendidikan menengah.
Selain itu, guru juga mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan
moral siswa disekolah. Karena selain sebagai tenaga pengajar guru juga
mempunyai tugas untuk mendidik siswa agar moralitas mereka menjadi lebih baik.
Lebih jelasnya, guru adalah figure seorang pemimpin, sosok arsitektur yang
dapat membentuk jiwa dan watak anak didik.
Peran guru secara umum adalah sebagi tugas
pendidikan meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Peran guru dalam
menjajalankan tugas di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua
kedua dan harus dapat menarik simpati para murid sehingga pelajaran apapun yang
diberikannya dapat memberikan motivasi bagi muridnya dalam mengajar. Seorang guru
juga berperan untuk membantu murid dalam mengembangkan ketrampilan dan
pengetahuan murid.
Ketika semua orang
mempersoalkan masalah masalah dunia pendidikan, figur guru mesti terlibat dalam
agenda pembicaraan, terutama yang menyangkut masalah persoalan pendidikan
formal disekolah. Hal ini tidak dapat disangkal, karena lembaga pendidikan
formal adalah dunia kehidupan guru.
B. Alasan Melakukan Aksi
Guru sebagai designer dan pengelola pembelajaran sekaligus sebagai pemimpin pendidikan (educational leader) di sekolah (Schlechty, 2009). Dalam kapasitas tersebut, guru tidak hanya dituntut profesional dalam menggunakan pendekatan, strategi, model, metode dan tehnik pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efektif menyenangkan dan tercapainya kompetensi yang ditentukan. Guru juga dituntut terampil dalam mencari solusi dan mengambil keputusan dalam menghadapi kasus-kasus non-teknis pembelajaran yang bersifat dilema etis.
Dalam mengambil keputusan pembelajaran guru harus dapat mengenali
masalah yang dihadapi, apakah termasuk dalam dilema etika atau bujukan moral. Dalam
hal ini penting untuk dapat mengambil keputusan yang tepat dan berpihak pada
murid. Oleh karenanya sangat penting bagi guru untuk memahami cara pengambilan
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yaitu mengetahui pebedaan dilemma etika
dan bujukan moral, memahami paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan
keputusan. Dengan demikian guru sebagai pemimpin pembelajaran akan dapat
mengambil keputusan yang logis, tepat dan bertanggung jawab ketika menghadapi dilema
etika.
C.
Hasil Aksi Nyata yang Dilakukan
Aksi nyata yang dilakukan adalah dengan melakukan sosialisasi
tentang cara pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan
kegiatan sebagai berikut
- Komunikasi dan Berkoordinasi dengan
kepala sekolah selaku pemangku kepentingan serta meminta ijin untuk
melaksanakan kegiatan sosialisasi cara pengambilan keputusan sebagai
pemimpin pembelajaran
- Melakukan sosialisasi secara persuatif dengan komunitas praktisi di sekolah
- Meminta ijin dan waktu pada rapat mingguan untuk mensosialisasikan cara pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran
- Implementasi Kasus Dilema Etika yang saya Hadapi Kasus
Penulis
sebagai guru BK pada akhir tahun memberikan rekomendasi peminatan pada murid
kelas 9 untuk pertimbangan sekolah lanjutan setelah SMP menetapkan calon
peserta didik ditempatkan pada kelompok pemintan/jurusan. NN berharap Penulis
memberikan rekomendasi peminatan pada jurusan MIPA padahal minat terhadap mata
pelajaran MIPA tidak didukung dengan hasil prestasi belajar bidang MIPA yang
diperolehnya.
NN
sebenarnya ketika kelas 7 sampai dengan kelas 8 semester gasal termasuk anak
yang rajin dan pintar. Meskipun aktif sebagai santri pondok, NN aktif dalam
mengikuti pelajaran di kelas, rajin
mengerjakan tugas sekolah dan selalu mendapatkan nilai mata pelajaran di atas
rata-rata, bahkan untuk mata pelajaran eksak dan IPA tergolong tinggi dibanding
dengan murid lainnya. Namun setelelah masa pandemi Corona melanda, NN yang
berasal dari daerah bagian selatan kabupaten Brebes mengalami kendala untuk
mengikuti pembelajaran daring dan sementara tidak aktif di pondok. Kegiatan
pembelajaran daring yang diselenggarakan sekolah kurang NN perhatikan, bahkan
guru mengeluhkan kalau NN jarang mengerjakan tugas yang di berikan dalam Google
Site, Google Classroom maupun WA grup kelas. Jikapun mengerjakan hasilnya tidak
sesuai harapan. NN sudah beberapa kali dikunjungi oleh wali kelas dan guru BK
dan setelah mengikuti layanan konseling, NN menyampaikan akan segera mengerjakan tugas, guru BK juga
bekerjasama dengan orang tua untuk memantau perkembangan belajar NN namun
hasilnya belum maksinal. NN bercita-cita kuliah mengambil jurusan
kesehatan,maka ketika di SMA berharap besar masuk dalam jurusan IPA Penulis
bingung apakah mengikuti permohonan murid atau sesuai dengan pertimbangan
rekomendasi peminatan yang sesungguhnya.
1) Dilema
Etika
Jangka
pendek Vs Jangka panjang. Menginat masa pandemic Corona menimbulkan banyak
masalah salah satunya kegiatan pembelajaran yeng dilaksanakan secara daring,
hal tersebut terdapat keterbatasan seperti jaringat internet, perlengkapan IT
dan belajar mandiri maka memungkinkan sekali banyak murid yang terhambat dam
pembelajarannya dan berdampak pada prestasi belajar. Karena NN ketika PTM
termasuk murid yang rajin dan pandai maka punya kesempatan yang lebih bagus
kedepannya jika diberi kesempatan untuk mendapatkan rekomendasi peminatan yang
sesuai dengan cita-citanya, haapannya dengan rekomendasi peminatan tersebut
meningkatkan motivasi belajarnya kembali.
2) Prinsip
Resolusi
Prinsip yang digunakan adalah Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking). Dimana prinsip imi lebih menekankan hasil akhir, dimana NN diberi dukungan untuk menggapai cita-citanya kuliah dan bekerja dalam bidang jesehatan
3) 9
Langkah pengambilan keputusan
a) Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam
situasi ini..
Nilai realita VS Nilai
Kemanusiaam
b) Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
Yang dilibatkan yaitu
Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan, Guru Mapel MIPA, Wali Kelas
c) Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
Kelas VII s.d kelas VIII
NN adalah murid yang rajin dan pintar, nilai prestasi Mapel MIPA tinggi, ada
usaha keras mengerjakan ketertinggalan, orang tua sangat mendukung untuk masuk
jurusan MIPA di SMA, kendala jaringan menyebabkan NN sulit mengikuti
pembelajaran daring dan mengerjakan tugas.
d) Pengujian benar atau
salah
·
Uji Legal : tidak ada pelanggaran hukum.
· Uji Regulasi/Standar Profesional : tidak ada pelanggaran peraturan
atau kode etik.
· Uji Intuisi : Murid memiliki tekad yang kuat untuk bekerja dalam
bidang kesehatan
· Uji Halaman Depan Koran : Murid kurang nyaman jika
masalahnya banyak diketahui oleh teman atau guru di sekolah
· Uji Panutan/Idola : KHD dengan filosofi pendidikan merupakan
proses menuntut anak sesuai dengan kodratnya agar dapat memperoleh kebahagiaan
baik sebagai individu maupun anggota masyarakat
e)
Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
Jangka pendek lawan
jangka panjang (short term vs long term)
f)
Melakukan Prinsip Resolusi
Berbasis Hasil Akhir
(Ends-Based Thinking)
g)
Investigasi Opsi Trilema
· Murid diminta untuk melengkapi tugas yang belum selesai dengan
optimal, sebagai bahan pertimbangan nilai yang akan diperoleh
· Murid diminta untuk melakukan Psikotes dan tes minat untuk lebih
mendapatkan informasi jelas tentang potensi dan minat yang dimilki.
h) .Buat Keputusan
Memberikan Rekomendasi
peminatan pada kelompok peminatan MIPA
i)
Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
Keputusan yang diambil
dengan mempertimbangkan pelibatan seluruh warga sekolah
PERASAAN
(FEELING)
1. Saya
merasa senang sekali ketika memberikan sosialisasi kepada rekan sejawat di sekolah maupun dalam komunitas praktisi. Rekan sejawat maupun komunitas
praktisi juga terlihat antusias karena sangat membutuhkan informasi strategi
untuk mengenali kasus yang kadang mereka hadapi, apakah dilema etika atau
bujukan moral, dan dapat mengambil keputusan yang logis, tepat dan bertanggung jawab
ketika menghadapi dilema etika dengan menggunakan 9 cara
pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
2. Saya juga merasa bahagia dapat mengambil keputusan yang berpihak pada murid, karena dengan mempertimbangkan masa depan murid yang lebih baik, setelah saya memperoleh masukan dari pihak-pihak terkait mmaka mengambil keputusan memberikan rekomendasi peminatan sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh murid. Murid juga merasa bahagia karena memperoleh semangat kembali untuk menggapai cita-citanya selain itu juga meningkatkan motivasi belajarnya, pantang menyerah dengan berbagai rintangan yang ada untuk menggapai apa yang dicita-citakan. Sungguh merupakan kebanggan tersendiri bagi guru jika murid dapat menggapai cita-cita yang diimpikan.
TEMUAN
(FINING).
1. Mengapa
rekan sejawat atau komunitas praktisi masih ada yang belum dapat optimal dalam
pengambilan keputusan pembelajaran ? Hal itu terjadi karena banyaknya kasus
yang dihadapi di masa pandemic maka mereka lebih menyamaratakan masalah yang terjadi
pada murid dengan kurang mempertimbangkan latar belakang dan karakteristik murid. Peluang
yang kemungkinan terlewat adalah keterlibatan warga sekolah terutama kepala
sekolah orang tua sebagai pemangku kepentingan, yang seharusnya melakukan pengawasan untuk
memberikan motivasi dan arahan pada guru agar dapat mengambil keputusan yang
logis dan bertanggungjawab
2. Mengapa murid mengalami penurunan dalam motivasi dan prestasi belajar terutama dalam bidang MIPA ? Hal ini terjadi karena pembelajaran jarak jauh atau daring yang diselenggarakan oleh sekolah kurang dapat diikuti dengan baik oleh murid mengingat murid tinggal di Brebes bagian selatan yang kurang memiliki akses internet dan sulitnya dilakukan pengawasan secara langsung pada kegiatan yang dilakukan secara daring. Hal ini dapat mempengaruhi pada pertimbangan rekomendasi peminatan murid karena hasil prestasi belajarnya menurun drastis. Peluang yang kemungkinan terlewat adalah keterlibatan orang tua sebagai pengawas pembelajaran di rumah mengingat kesibukan dari masing-masing orang tua pada pekerjaannya dan tidak mengikuti kegiatan bimbingan belajar di lembaga terdekat di rumahnya.
MASA DEPAN (FUTURE).
- Jika rekan
sejawat dan komunitas praktisi dapat mengenali masalah yang
dihadapi, apakah termasuk dalam dilema etika atau bujukan moral. maka kedepannya rekan sejawat dan komunitas praktisi dapat mengambil keputusan yang tepat dan berpihak pada
murid. Oleh karenanya sangat penting bagi guru untuk memahami cara
pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yaitu mengetahui
pebedaan dilema etika dan bujukan moral, memahami paradigma, 3 prinsip dan
9 langkah pengambilan keputusan. Dengan demikian guru sebagai pemimpin
pembelajaran akan dapat mengambil keputusan yang logis, tepat dan
bertanggung jawab yang akan berdampak positif bagi perkembangan murid dan
sekolah
- Jika murid
memiliki semangat tinggi untuk menggapai cita-citanya dengan meningkatkan
motivasi belajarnya maka murid akan mengendalikan kehidupan sesuai dengan
perkembangan zaman dan kodratnya sebagai seorang pemimpin. Perubahan yang
sudah terjadi adalah murid memiliki tekad yang lebih kuat untuk
memperbaiki pola belajarnya karena setelah memperoleh rekomendasi peminatan MIPA, harapannya dapat melanjutkan di SMA dengan jurusan IPA. Hal ini dapat berjalan dengan baik
karena adanya dukungan dari pihak sekolah, murid, orang tua dan berbagai
pemangku kepentingan. Rencana untuk masa depan yang lebih baik. Motivasi
belajar untuk menggapai cita-cita akab
terus dilakukan hingga menjadi budaya belajar bagi murid
LAMPIRAN
Gambar 1. Koordinasi dan komunikasi dengan kepala sekolah
Gambar 3. Rekan sejawat (guru dan Karyawan yang mengikuti kegiatan sosialisasi)
Penjabarannya sangat mendetail, jelas, tidak ambigu, dan mencerahkan. Salam Guru Penggerak. Tergerak. Bergerak. Menggerakan. Salam sukses selalu bu Atik,,
BalasHapusTerimakasih atas penjabarannya. Sangat mudah dipahami, setelah membacanya saya jadi lebih memiliki gambaran bagaimana cara atau sikap yang diperlukan untuk mengambil sebuah keputusan. Sukses selalu Bu.
BalasHapus